boedak kubu

Thursday, December 15, 2011

Sawit Jadi Andalan Ekspor

 JAKARTA - Minyak sawit masih tetap akan menjadi penopang utama pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Bahkan, industri minyak kelapa sawit akan menjadi pemimpin dalam ekspor komoditas pertanian seiring dengan posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.

Beberapa kalangan menyebut Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar dunia. Produksinya sekitar setengah dari produksi dunia. Namun, industri yang seharusnya menjadi primodona perkeonomian Indonesia ini terus digoyang kampanye negatif. Parahnya lagi, isu negatif ini didukung oleh lembaga swadaya masyarakat asing (Uni Eropa dan Amerika Serikat).

Misalnya saja, belakangan diembuskan isu pembantaian orangutan di perkebunan kelapa sawit di Kutai Kartanegara, beberapa waktu lalu. Padahal, menurut Ketua Duta Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan, Ahmad Manggabarani, isu orangutan tidak ada hubungannya dengan sawit.

"Isu orangutan hanyalah isu lama yang sengaja diangkat ke permukaan oleh orang-orang yang hendak melemahkan industri perkebunan kelapa sawit," tegas Manggabarani di Jakarta, Rabu (14/12).

"Sebagai anak bangsa, mestinya kita paham, isu pembantaian itu isu jadul (zaman dulu) yang sengaja diembuskan orang-orang Eropa untuk melindungi industri minyak nabati. Cuma caranya yang tidak elegan," ungkapnya.

Manggabarani menyatakan ditemukannya tengkorak orang utan yang diklaim sebagai korban pembantaian kemungkinan besar adalah rekayasa. "Bisa saja tengkorak itu bukan lantaran pembantaian, tapi karena berkelahi dengan sesama orangutan, atau dia mati karena sudah tua. Jadi jangan buru-buru diklaim hal itu sebagai bukti adanya pembantaian. Itu salah besar," tukas mantan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, ini.

Produksi Meningkat

Ketua Persatuan Minyak Sawit Malaysia (MPOA), Dato' Mamat Saleh, juga mengakui bahwa isu orangutan adalah permainan NGO (lembaga swadaya masyakarat). Isu yang digulirkan NGO macam-macam. Mulai isu produk sawit berkadar kolesterol tinggi, gas rumah kaca, lahan gambut, tidak ramah lingkungan, hingga isu orangutan.

"Semua isu itu adalah rekayasa NGO. Kita dari pengusaha tidak terpengaruh. Makanya, hati-hati merespons isu orangutan ini," terang Dato Mamat Saleh.

Sementara itu, produksi kelapa sawit Indonesia ditargetkan akan meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun ke depan. Tahun ini, produksi minyak sawit mentah diperkirakan akan mencapai sekitar 23,5 juta ton. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan produksi tahun 2009 yang hanya 19,4 juta ton dan pada 2010 sebesar 21 juta ton. Industri sawit nasional ini juga menyumbang devisa bagi negara sebesar 17 miliar dollar AS. yus/E-12

sumber : KJ

0 comments: