boedak kubu

Tuesday, December 27, 2011

Gubri Buka Pertemuan Penyair Korea-ASEAN II

Pekanbaru - Gubernur Riau HM Rusli Zainal, Selasa (25/10), membuka pertemuan penyair Korean-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF) II di Balai Pauh Janggi, Gedung Daerah. Dalam acara tersebut, hadir Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, Budayawan Riau DR (HC) H Tenas Effendy, sejumlah seniman dan budayawan Riau dan jajaran kepala dinas di lingkungan Pemprov Riau. Gubernur menyebutkan, ditunjuknya Riau sebagai tuan rumah merupakan suatu kehormatan bagi Bumi Melayu. Riau memiliki kebudayaan Melayu yang bernilai tinggi. Karena itu, Riau memiliki visi ingin menjadikan negeri ini sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Bahkan, imperium Melayu pernah jaya di masa lalu. Tak hanya di sejumlah negara ASEAN, tapi juga sampai ke Madagaskar. Di dunia sastra, Riau juga terus mempertahankan kebudayaan Melayu. Gubri berharap, dengan pertemuan ini bisa mengangkat Kebudayaan Melayu sebagai bagian kebudayaan dunia. Menjadi tujuan wisata budaya, tak hanya di Indonesia tapi juga internasional. Sementara Direktur KAPLF II H Rida K Liamsi mengatakan, tahun ini merupakan helat lanjutan dari event KAPLF di Seoul, Korea Desember 2010 yang saat itu Riau ditunjuk sebagai tuan rumah. Kegiatan ini adalah pertemuan para penyair Korea Selatan dan negara-negara ASEAN untuk membangun solidaritas sesama penyair untuk membantu agar dunia lebih damai. Tema pertemuan kali ini menyertakan kesenian ASEAN-Korea dan suara-suara yang sama untuk berkreativitas yang sama dari kalangan penyair. Karena pusat kegiatan di Riau, festival yang diwujudkan bernuansa Melayu. Dari Indonesia, ada 20 penyair dan lima dari Riau serta negara peserta lainnya. Festival Penyair ASEAN-Korea II tak hanya diisi pembacaan puisi, esai dan lainnya. Juga ditandatangani tiga buku, yakni Sound of Asia (kumpulan puisi penyair, buku yang dibacakan kalangan peserta selama kegiatan Malay As World Heritage on Stage), Becoming After Seoul (buku tentang tulisan penyair yang ditulis setelah festival KAPLF I lalu di Korea) serta penandatanganan MoU antara Yayasan Sagang dengan yayasan dari Korea. Hari kedua, kegiatan para penyair Korea-ASEAN Poets Literature Festival (KAPLF) II langsung melakukan lawatan lapangan, yakni ke Istana Sri Indrapura, Siak. Rombongan dipandu Direktur KAPLF II H Rida K Liamsi dan sampai di Siak pukul 09.45 WIB, setelah menempuh perjalanan melalui Sungai Siak dengan menggunakan speed boad Meranti Expres. Sampai di Pelabuhan LASDP Siak, tamu agung dari berbagai negara yang akan membacakan puisi dan Esai di Istana Panjang yang berada di Komplek Istana Siak disambut para pejabat Pemkab Siak. Rombongan penyair KAPLF II yang berjumlah 42 orang tersebut, diangkut menuju lokasi acara dengan menggunakan becak. Para penyair KAPLF II ketika berada di Siak mengaku terkesan dengan istana Siak Sri Indrapura, terutama penyair asal Korea Selatan dan Thailand yang baru pertama menginjakkan kakinya di negeri istana itu. Harus Tahu Sementara itu, Bupati Siak H Syamsuar menyebutkan, warisan kebudayaan Melayu harus senantiasa dilestarikan dan akan kekal sepanjang masa. "Melayu sangat relevan dengan berbagai kondisi. Ia terus berkembang sesuai dengan kemajuan zaman," kata Syamsuar ketika menyambut rombongan penyair. Menurut Syamsuar, temu penyair memberikan kontribusi positif bagi Siak dalam melakukan promosi pariwisata. Mengigat saat ini banyak obyek wisata unggulan yang dimiliki Siak seperti wisata alam, budaya dan sejarah.

sumber

0 comments: